IMG-LOGO

PKK DESA KRINJING: Mengubah Bahan Sederhana Menjadi Olahan Penuh Dengan Cita Rasa

Create By 13 February 2020 20 Views

Pertemuan PKK Desa Krinjing pada hari Rabu, 12 Februari kemarin berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pertemuan kemarin diikutsertai oleh mahasiswa IAIN Salatiga yang sedang KKN di Desa Krinjing. Mereka mempresentasikan hasil karya mereka berupa tempe beton, kue kering nangka, dan nugget tempe. Pertemuan rutinan ini dilaksanakan di aula Balai Desa Krinjing pada jam 14.00 hingga 16.00.

Mahasiswa KKN yang tinggal di Ngaglik mempresentasikan tempe yang terbuat dari beton. Alasan mereka membuat tempe beton yaitu banyaknya buah nangka di Dusun Ngaglik dan biji beton tersebut terbuang sia-sia tanpa diolah. Hingga pada akhirnya mahasiswa yang tinggal di Dusun Ngaglik memutar otak untuk mengolah biji beton agar memiliki nilai jual dan akhirnya jadilah tempe beton.

Tidak berbeda jauh dengan mahasiswa KKN yang tinggal di Dusun Ngaglik, mahasiswa KKN yang tinggal di Dusun Trono membuat olahan kue kering yan berbahan dasar buah nangka. Banyakknya buah nangka disekitar masyarakat mereka ingin menyulap buah nangka menjadi camilan yang lezat tetapi berbahan dasar sederhana.

Yang terakhir adalah mahasiswa yang tinggal di Dusun Pugeran, mereka membuat olahan nugget tempe. Biasanya tempe hanya digoreng biasa tanpa banyak olahan. Kini tempe telah disulap menjadi olahan nugget yang memiliki cita rasa yang lezat.

Antusias ibu-ibu PKK di dusun Ngaglik,Trono,dan Pugeran sangat baik. Mahasiswa KKN dari IAIN Salatiga mengikuti kegiatan PKK tersebut bermaksud untuk memberikan ide-ide mengenai bahan olahan yang dapat digunakan kembali dengan baik untuk mneghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai jual tinggi. Seperti yang sudah dipresentasikan oleh mahasiswa KKN IAIN Salatiga pada hari Rabu 12 Februari 2020 kemarin.

Mahasiswa KKN Salatiga sangat senang dapat membantu peserta PKK di desa Krinjing , semangat dari ibu-ibu PKK itulah yang membuat mahasiswa KKN dapat terus membuat hasil karya dari bahan olahan yang menurut warga sekitar tidak bisa dipakai kembali.